Rabu, 31 Desember 2008
Musim Semi
Ku dengar suara dikehampaan
Ia menyapaku, dan ucapkan salam
Senyum ini pun tak bisa kutahan
Hati yang kering diterjang kemarau
Kini bersemi kembali
Ntah sampai kapan musim semi ini bertahan
Semoga tak'kan pernah berlalu seperti yang dulu
Ya, aku me-yakini Inilah kehidupan
Semua silih berganti seiring bejalannya waktu
Tak mampu berbuat apa-apa
Karena aku adalah aktor kehidupan
Semua sudah disetting sedemikian rupa
Tinggal menjalani apa yang sedang terjadi
Anehnya, aku belum tahu berperan apa
Ku harus melewati adegan demi adegan untuk mengetahuinya
2008 akan usai, berganti 2009
Yang terlewati tak mungkin kembali
Kuharap musim ini tak'kan terhenti
'kan selalu menemani
Bersama-sama menapaki jalan ini
Wonosobo, 30 Desember 2008
Jumat, 28 November 2008
Syair Untukmu
Sebagai obat dikala kau rindu padaku
Karena aku, tak selalu di sisi
Dan tak selalu menemani
Yakinlah bahwa aku setia padamu
Hanya engkau yang ada dalam hatiku
Karena engkau, lentera dihati
Dan penerang dimalam sunyi
Kita gapai impian bersama
Arungi kasih di samudera cinta
Cinta hanya milik kita berdua
Satu untuk selamanya
Wonosobo, 19 Nopember 2008
Kamis, 16 Oktober 2008
K
Ketika mata tak mampu melihat
Ketika telinga tak mampu mendengar
Ketika hidung tak mampu mencium
Ketika kulit tak mampu merasa
Ketika nafas…tak mampu menghembus
Kesunyian…
Kehampaan…
Kesendirian…
Kebimbangan…
Ketakutan…
Kekecewaan merajai
Kehidupan menjadi saksi
Kematian menjadi bukti
…
……
Wonosobo, 12 September 2008
Selasa, 07 Oktober 2008
Kosong…
Dimana aku ini?
Tak ada gelap tak ada terang
Ruang dan waktu semua hilang
Ku harus mencari kemana?
Disini tak ada arah
Ku harus tinggal dimana?
Disini tak ada tempat
Kosong…
Alam apa ini?
Tak ada rasa, tak ada suara
Apa yang ada semua sirna
Mimpikah aku sebenarnya?
Tapi, aku masih terjaga
Matikah aku kenyataannya?
Tapi, nafas masih ku hela
Wonosobo, 18 September 2008
Tiada Yang Kekal
Subhanallah…
Alangkah sempurna mahakarya~Nya
Menciptakan hati, pikiran, jiwa dan raga
Hati yang mampu merasakan suka-duka
Pikiran yang mampu menjamah alam seisinya
Jiwa yang mampu menuntun kepada sang pencipta
Raga yang selalu mendampingi kehidupan didunia
Masyaallah…
Akankah semua ini abadi?
Ah, ternyata itu mustahil…
Yang kekal hanya Allah Rabbil ‘Izzati
Tapi kenapa aku masih takut mati?
Astaghfirullah…
Berat sekali melepas perhiasan palsu
Tertipu yang sebenarnya bukan milikku
Adakah yang bisa menyadarkanku?
Dapatkah aku bertemu dengan Rabb~ku?
Wonosobo, 17 September 2008
Sabtu, 13 September 2008
Bohong
Bohong…
Manusia pengecut yang sukanya Bohong…
Anehnya, mereka tak merasa Bohong…
Bohong…
“Yang penting gue selamat, meski Bohong…”
Itulah yang jadi andalan pembohong…
Bohong…
Aku banyak teman jika berBohong…
Sebab mereka tak tahu kalau aku Bohong…
Bohong…
Penasehatku aja Bohong…
Gue boleh ikut dong, Bohong…
Bohong…
Aku sedang berBohong…
Kok kamu percaya sama orang Bohong…
Wonosobo, 12 September 2008
Perjuangan Dikehampaan
Kuterbuai oleh mimpi indah
Terbang melayang diatas awan
Ketika kuterbangun, semua sirna
Aku bukanlah elang, bukan pula bintang
Cinta ini hanyalah semu
Kumasih berjalan diatas bayu
Berlari tanpa arah tentu
Tak mampu memandang apa yang ada dihadapanku
Petiklah bintang sebagai penerang jalanmu
Kau mampu menggapainya
Biar lilin ini yang menemaniku
Semakin redup, namun ‘kan slalu kujaga
Kau bulan purnama
Kau kerinduan digelap gulita
Bahagia ku dapat sepercik sinarmu
Dan kau bukanlah milikku
Semua yang terlewati akan meninggalkan kisah
Saat kita tertawa dan menangis
Saat kita terlelap dan terjaga
Sisakan keabadian cinta
Cinta tak harus memiliki
Tapi cinta akan selalu merasa memiliki
Inilah perjuangan!
Perjuangan didalam kehampaan
Demak, 16 Agustus 2008
Terasing
Terpaku aku melangkah
Dunia seakan terhenti sampai disini
Sejauh mata memandang
Yang ada hanya sepi
Alun-alum kota Demak
Segelas kopi dan kacang yang jadi teman
Meski banyak orang lalu-lalang
Tapi kurasa mereka tak ada
Apakah dunia mengusir aku?
Atau aku hidup didunia yang berbeda?
Apakah aku telah diasingkan?
Atau aku yang mengasingkan diri?
Adakah teman untuk aku?
Demak, 20 Agustus 2008
Jumat, 25 Juli 2008
Kapan Giliran Kita?
Kehidupanlah yang membuat demikian
Pasti mati, mati !!!
Tiada yang kekal kecuali ‘Dia’
Dulu siA, kemarin siB, sekarang siC…
Kapan giliran kita?
Masa tinggal digoa sempit
Sendiri, tiada teman
Gelap gulita tak bisa apa-apa
Jangankan gerak, bernafaspun tak mampu
Rasanya ingin kembali kedunia
Namun apa daya, sia-sia…
Aku tak betah !!!
Tiap hari dihajar makhluk-makhluk aneh
Mereka tak memberi kesempatan
Belum kujawab sudah dihantam
Mulut serasa dibungkam
Gemetar berselimut ketakutan
“Tolong…tol, tolong…”
Tiada yang menolongku
Pacar, teman, keluarga malah enak-enakan
Apa yang harus aku lakukan?
Wonosobo, 22 Maret 2008
As-Sa’ah
Aku tak kuasa menahannya
Datang dan pergi begitu saja
Ku ingin berlari bersama angin
Mengalir deras bersama air
Berkobar bersama api
Dan menimbun bersama tanah
Sungguh, ku ingin bersama mereka…
Jiwa ini tak henti-henti menodai
Hanya kotoran yang slalu tampak dimata
Dimanakah aku bisa mendapat cahaya?
Kapankah aku peroleh embun pagi?
Aku terpelanting masa
Hantaman demi hantaman terus mendera
Ku tak berdaya dibuatnya
Oh,
Hai waktu, maukah engkau berdamai denganku?
Kalau kau tak mau, kuharus cari siapa lagi?
Kau adalah bagian hidupku
Kau adalah samuderaku
Penipu Tolol
Huh…
Unik sekali hidup ini
Aku sendiri disini
Melihat orang ketawa-ketiwi
Seolah tak punya beban
Nikmat sekali…
Apakah benar, dalam raga ada jiwa?
Siapakah yang menggerakkan raga?
Benarkah itu jiwa?
Sungguh unik…
Aku tak bisa membedakan,
Aku mengukir hidup atau hidup mengukir aku…
Aku membalik atau dibalik…
Hey…kamu tahu itu nggak?
Ha, ha, ha…
Ku ingin menertawai diriku sendiri
Ternyata aku tolol
Lalu kenapa kalau tolol?
Kok kamu ikut tertawa?
Apa kamu juga tolol?
Disini kulihat banyak orang ketakutan
Anehnya mereka bangga
Katanya “aku pemberani”
Ha, ha, ha…
Mereka malu akan dirinya
Menipu diri sendiri
Kalau dunia penuh penipu, ku harus percaya siapa?
Aku ini juga penipu…
Sungguh, aku nggak bohong
Aku adalah penipu…
Mau bukti?
Tulisan ini adalah bukti
Wonosobo, 23 Januari 2008
Lilin kecilku
Mentari bersinar terang hari ini…
Menyinari alam yang sedang menari dan menyanyi
Begitu pula rasa ini…
Terangi sudut gelap dalam hati
Lautan cinta tak mampu melukiskan
Jutaan kata tak mampu menuturkan
Aduhai, mengagumkan…
Sebuah mahakarya penguasa kehidupan
Wajahmu slalu tampak dimataku
Seakan dunia ini adalah dirimu
Hey Cah Ayu…
Benarkah kau purnamaku?
Patutkah diri ini untuk berharap,
Ketika Purnama telah memiliki Bintang?
Sedang aku adalah lilin kecil
Yang terombang-ambing oleh angin
Perjalanan masih panjang
Ku tak ingin terhanyut bah air pasang
Ku masih harus berlayar
Lambaian tangan ini mengakhiri sebuah kisah
Wonosobo, 17 Juli 2008
Punya Siapa?
Gadis ayu berlari-lari
Tertawa ria penuh pesona
Bermanja-manja di sinar mentari
Aduh haiii… manis sekali
Disana pemuda berkacamata
Asik berjalan sambil membaca
Entah apa yang ia baca
Sampai beringin pun tak tampak olehnya
Pak ‘batagor’ mulai menjajakan jajanan
Gadis itu langsung melahap habis
Bagai singa lapar mendapat mangsa
Aduh enaknya…
Disudut yang berbeda
Kerudung gadis jelita melamabi-lambai
Busana merah muda
Cocok dengan warna kulitnya
Dikelilingi kumbang-kumbang
Meski tak semua mendekati
Sungguh menawan
Punya siapakah ia gerangan?..
Wonosobo, 26 Juni 2008
Rabu, 21 Mei 2008
Subuh…
Kau sambut aku dengan senyumanmu
Kau kecup keningku
Mengukir kehangatan kasih dan sayang
Wahai pujaanku
Hadirmu penyejuk qalbu
Pelepas dahaga dikehausan
Penebar wangi bau surga
Allahu akbar…
Sucikan dirimu dengan air wudhu
Penuhi panggilan Rabbmu
Alampun enggan mengalah denganmu
Wahai kekasihku
Kuingin selalu bersamamu
Bersatu menuju jalan lurus
Jalan tuntunan sang Rasul
Hayya ‘alas Sholah…
Hayya ‘alal Falah..
Allahu akbar- Allahu akbar
Wonosobo, 21 Mei 2008
Sabtu, 17 Mei 2008
Perasaan
Lihatlah cantik pesonanya…
Kita, berdua diatas bukit nan indah
Dihiasi bunga-bunga…
Dan kupu-kupu beterbangan…
Sungguh menawan
Kita, saling bertatap mata
Tersenyum, tersipu malu
Salah tingkah, tak tahu harus bagaimana
Jantung berdetak kencang
Hati tak mau diam
Namun tak satu kata pun terucap
Hati ini ingin ungkapkan
Rasa yang slama ini membelenggu
Dibentengi ketakutan dan keberanian
Asyik sekali…
Dalam hati penuh Tanya
Apakah perasaanmu sama denganku?
Ku ingin kamu tahu
“ Aku Sayang Padamu ”
Jika kau juga begitu
Sambutlah cinta dariku…
Demak, 03 Februari 2008
Sebuah Rasa Dari Ilahi
Kaulah matahariku
Kutercengang ketika kau datang
Meski ku tak kuat melihat pesona indahmu
Ku tak tahu isi hatimu
Kau pun tak tahu isi hatiku
Ku tahu, bunga bukanlah yang matahari cari
Tapi bunga, butuh matahari
Ku tak mampu menggapaimu…
Maafkan sang bunga,
Jikalau matahari enggan digapai
Biarkan rasa ini berjalan
Hingga menemukan tempat perlabuhan
Walau matahari tak hiraukan bunga
Aku dah senang melihatnya tertawa
Jangan lerai ku memujamu
Sebab ini adalah murni
Sebuah rasa dari ilahi
Wonosobo, 06 Maret 2008
Kekuatan Cinta
Kaulah nafasku
Kaulah kekuatanku
Tak satu pun jua dapat menghalangiku
Cinta…
Kaulah semangatku
Kaulah tujuanku
Adaku hanyalah karenamu
Kerinduan menjadi bara apiku
Kasih sayang menjadi embun jiwaku
Kepercayaan menjadi bumbu hidupku
Cinta…
Perpisahan awal perjumpaan
Kematian awal kehidupan
Oh…indahnya saat pertemuan
Cinta…
Ayo hancurkan musuh-musuh kita
Kobarkan semangat perjuangan
Tegakkan kebenaran !!!
Wonosobo,08 Mei 2008
Sabtu, 12 April 2008
-:( Nyanyian Untuk Bunga ):-
Indah cerah menyambut pagi
Walau bunga dilain pelukan
Bahagia ku sendiri disini
Ku ingin bernyanyi saat ini
Menyanyikan lagu rasa dihati
Meski syair ini tiada artinya
Namun karna~mu lah ini tercipta
Carilah arti hidupmu
Hingga dunia ini kau miliki
Dan takkan usai ku menantimu
Maka jangan kau ragu tuk kembali
Bunga…oh bunga…
Bunga…oh bunga…
Dengarkanlah…
Aku sayang kepadamu
Surakarta, 14 Feb 2007